Rabu, 27 Februari 2013

Berhentilah Meremehkan, Dare Respect!

Hey sahabat muda sekalian. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit sharing tentang salah satu kebiasaan buruk sebagian kita di masa muda, yakni suka “meremehkan”. Yap, meremehkan dalam artian menyepelekan. Entah itu meremehkan nasihat orang tua, meremehkan waktu luang, meremehkan belajar, meremehkan teman, dan seterusnya. Intinya meremehkan hal yang dianggapnya kecil dan nampak biasa-biasa saja. 


Misalnya saja, (maaf) mungkin diantara kita dulu waktu sekolah suka ngeremehin uang saku atau apapun itu yang dikasih sama ortu. Kurang inilah, kurang itulah, kekecilan lah, jelek lah dan kata-kata meremehkan lainnya. Masih terkait kebiasaan meremehkan, diantara kita yang anak orang kaya mungkin pernah ngeremehin temannya yang kurang mampu. Kebiasaan lainnya ialah ngeremehin temannya yang berkebutuhan khusus. Dan masih banyak lagi contoh-contoh kebiasaan meremehkan yang terkadang disadari atau tidak kita lakukan tanpa merasa berdosa. 

*****

Untuk menjadi pribadi yang sukses di usia muda, kita mestinya membuang jauh-jauh kebiasaan suka meremehkan apapun itu. Entah kebiasaan meremehkan sesuatu yang nampak kecil atau sepele, ataupun meremehkan orang lain. Kebiasaan suka meremehkan sesuatu hanya akan menjadi penghambat kesuksesan kita. Perlu kita sadari bersama bahwa di dunia ini tidak ada yang remeh dan sepele. Maka mari biasakan sikap “respect”. Dengan sikap “respect” kita akan lebih mudah diterima di lingkungan manapun. Yang pada akhirnya membantu diri kita semakin sukses dan berkembang.

Bermimpilah, Lalu Berjuang Meraihnya !

Hay guys, sebentar lagi bulan Februari yang penuh cinta dan kasih sayang ini akan segera berakhir loh. Itu artinya bulan Maret sudah semakin dekat aja ya guys. Oh ya cuma mau ngingetin nih, 2013 hampir memasuki bulan ketiga. Yuk guys kita introspeksi sejenak sebelum memasuki bulan Maret yang semoga saja menjadi bulan penuh berkah bagi kita semua. Coba renungkan selama dua bulan lalu pengalaman berharga apa saja yang telah kita raih? Prestasi apa saja yang telah berhasil kita persembahkan untuk orang-orang tercinta? Hal-hal positive apa saja yang telah kita coba? Tempat-tempat berkesan mana saja yang berhasil kita kunjungi? Atau justru selama hampir tiga bulan di tahun 2013 ini diantara kita masih ada yang merasa hidup ini biasa-biasa aja, datar, monoton, tanpa ada sesuatu yang beda, bahkan membosankan?


Nah guys, itulah pentingnya kenapa kita mesti memiliki yang namanya MIMPI (dream). For your information, pada umumnya orang-orang hebat di dunia ini mengawali apa yang diraihnya itu dari sebuah mimpi loh. Bahkan tidak jarang mimpi mereka itu dianggap gila dan gak masuk akal oleh orang-orang. Namun mereka tidak pasrah gitu aja guys. Justru ledekan dan peremehan dari orang-orang di sekitarnya menjadi tantangan bagi mereka untuk membuktikan mimpinya itu. Contohnya saja om Thomas Alfa Edision *tepuk tangan* 

Dengan memiliki mimpi, arah hidup kita akan lebih jelas tentunya. Ada target-target, visi-misi, obsesi yang ingin kita raih. Dengan memiliki mimpi hidup kita akan menjadi lebih bermakna. Karena dalam proses meraih mimpi-mimpi kita itu ada nilai-nilai kehidupan yang bisa kita peroleh. Dengan memiliki mimpi hidup kita akan lebih berwarna. Terlebih lagi bila mimpi-mimpi kita itu sesuai dengan passion masing-masing. Bagi orang-orang yang hidupnya memiliki jutaan mimpi tentu tidak akan merasa yang namanya kehampaan, galau akut, putus asa, dst. 

Guys, ngomong-ngomong soal mimpi tentu gak seru kalo cuma tinggal mimpi doank kan? Nah, biar tambah seru and semangat ngeraihnya, kita mesti punya strategi. Misalkan saja menuliskan mimpi-mimpi kita itu di tempat-tempat yang mudah kita lihat setiap hari. Tiap orang tentu punya cara masing-masing. Jangan lupa tuliskan target waktu pencapaian mimpi-mimpi tersebut beserta konsekuensi bila belum bisa mencapainya. Ayo guys, warnai hidupmu di tahun 2013 ini dengan mimpi-mimpi indah. Buatlah agar mimpi-mimpimu itu juga memiliki IMPACT positive bagi lingkungan sekitar. Lalu, berjuanglah meraihnya !

Rabu, 20 Februari 2013

Nilai Kearifan dalam “Filosofi Jamu”

Hai sahabat YOTers sekalian, coba kalian bayangkan seandainya di hadapan kalian dihidangkan dua gelas minuman dengan isi yang berbeda. Gelas pertama berisi sirup berwarna merah segar dengan bau yang begitu harum menggoda. Gelas kedua berisi jamu tradisional yang warnanya hitam pekat dengan bau menyengat. Bila disuruh memilih kira-kira sahabat sekalian mau pilih gelas yang mana? Pilih gelas yang berisi sirup atau gelas yang berisi jamu ya? Hehehe… :)


Kalau boleh saya tebak kebanyakan diantara sahabat sekalian pasti akan lebih memilih gelas pertama yang berisi sirup dengan warna merah segar dan baunya yang harum menggoda itu. Sirup jelas rasanya manis dan disukai oleh banyak orang. Walau pada umumnya mengandung pewarna dan bahan pengawet buatan yang bisa berbahaya bagi tubuh kita. Sementara gelas kedua kemungkinan akan sedikit sekali yang memilihnya. Karena gelas kedua berisi jamu tradisional yang warnanya hitam pekat dan baunya pun menyengat. Tidak heran bila sangat jarang orang yang suka minum jamu tradisional. 



*****

Ngomong-ngomong soal jamu, saya waktu kecil punya kisah menarik yang masih terkait dengan jamu. Dulu setiap kali malas makan, oleh nenek saya selalu dipaksa minum jamu tradisional penambah nafsu makan. Awalnya saya bersikeras tidak mau meminumnya karena merasa takut dengan pahitnya rasa jamu itu. Namun tiap kali saya malas makan nenek tidak pernah hentinya memaksa saya minum jamu. Waktu itu saya pikir minum jamu adalah pengalaman paling absurd dalam hidup saya. “Kenapa saya mesti minum jamu yang jelas-jelas pahit rasanya?”, batin saya kala itu. Eh ternyata tiap kali minum jamu nafsu makan saya benar-benar meningkat dan badan saya pun terasa lebih segar. Saya pun mendapatkan hikmah pelajaran dari kisah ini. Yang nampak buruk dan menakutkan ternyata tidak selamanya berbahaya, justru boleh jadi memiliki banyak manfaat seperti halnya jamu. :)

*******

Kembali lagi pada diri kita masing-masing, semua itu tergantung perasaan dan prasangka kita terhadap sesuatu. Maka selalu berpikirlah positive dan buanglah segala prasangka negative dalam diri kita! Walau banyak orang yang membenci karena rasanya yang pahit, namun jamu justru memiliki banyak khasiat bagi tubuh kita. Jamu juga bisa diibaratkan sebagai masalah atau tantangan yang menghadang kehidupan kita. Yang namanya masalah atau tantangan pastilah tidak mengenakan, dimana kita berada di zona tidak nyaman. Namun belajar dari filosofi jamu, kita sebaiknya memandang setiap masalah atau tantangan yang menghadang sebagai jamu atau “multivitamin” bagi jiwa kita. Yang kelak akan membuat diri kita semakin baik dan matang dalam menapaki tangga kesuksesan. Nah sahabat YOTers sekalian, sekarang ayo siapa yang berani minum jamu? Hehehe… :) 

Pernah ditulis di www.youngontop.com

Jumat, 01 Februari 2013

Dimana...? Dimana...? Dimana...Kota Ramah Anak ?

Pada setiap tanggal 23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Tentu menjadi hari yang mestinya terasa istimewa bagi seluruh anak Indonesia. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Belum semua anak Indonesia bisa merasakan kemeriahan peringatan Hari Anak Nasional tersebut. Masih banyak anak Indonesia yang dieksploitasi dan menjadi korban kekerasan. Mulai dari eksploitasi tenaga, pikiran, hingga bahkan kekerasan secara seksual. 

Sungguh ironis dan sangat disayangkan sekali. Masyarakat dewasa yang semestinya melindungi dan menyayangi anak-anak, justru seringkali melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka. Meruntut berbagai kasus yang terjadi selama ini, kekerasan terhadap anak justru cenderung dilakukan oleh orang dekatnya. Seperti orang tua, ayah atau ibu tiri, kerabat, dan bahkan terkadang oleh gurunya di sekolah. Ini menunjukkan betapa masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat atas hak-hak yang dimiliki seorang anak. 

Pada umumnya masyarakat belum memahami hak-hak setiap anak yang tertuang dalam Konvensi Hak Anak. Misalnya saja hak menyampaikan aspirasi, hak mendapatkan pendidikan yang layak, dan sebagainya. Di berbagai daerah termasuk DIY menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan hak-hak anak. Ini mengindikasikan belum optimalnya implementasi Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI No. 02 Tahun 2009 tentang kebijakan Kota Ramah Anak. Melalui kebijakan tersebut diharapkan mampu mempercepat implementasi Konvensi Hak Anak dalam proses pembangunan di tingkat kabupaten atau kota. 

Pada kenyataannya implementasi kebijakan Kota Ramah Anak masih jauh dari yang diharapkan. Buktinya proses pembangunan di beberapa kota masih terfokus pada bidang ekonomi, politik dan infrastruktur. Dalam pengambilan keputusan belum mempertimbangkan apa yang terbaik bagi anak. Suara dan aspirasi anak sering disepelekan dan bahkan seperti “dibungkam”. Untuk itu Pemerintah melalui Undang-Undang yang ada harus mampu bersikap tegas dalam melindungi hak-hak pada setiap anak. Selain itu perlu adanya komitmen dan kesadaran seluruh komponen bangsa ini untuk terus melindungi dan menyayangi anak-anak Indonesia. Saatnya stop kekerasan dan eksploitasi terhadap anak! Mari bersama wujudkan Kota Ramah Anak!

Mana Semangat Nasionalisme-mu Guys? Ayo Kobarkan Kembali !

Diakui atau tidak saat ini semangat nasionalisme bangsa Indonesia semakin larut tergerus oleh arus globalisasi dan badai masalah yang tak kunjung usai. Semangat nasionalisme yang dulu pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketika melawan penjajah, nampaknya semakin terkubur dalam bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan. Kini tinggal puing-puing sejarahnya saja yang tersisa. 

Nasionalisme yang ada pada bangsa Indonesia saat ini sepertinya baru sekedar teori yang diajarkan di sekolah ataupun kampus semata. Bahkan tidak jarang menjadi komoditas pencitraan partai-partai politik tertentu. Harus dengan legowo kita akui bersama bahwa rasa nasionalisme yang ada pada bangsa ini kini semakin pudar. Terkadang rasa nasionalisme itu muncul kembali tiba-tiba dengan “latah”. Namun sejatinya rasa nasionalisme itu belum benar-benar mendarah daging dan menyatu dalam setiap jiwa bangsa Indonesia. 

Perlu kita sadari bersama, semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa ini dalam menghadapi berbagai ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Tanpa adanya semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul berbagai perpecahan yang bisa memicu terjadinya disintegrasi bangsa. Tentu saja ini semua tidak kita inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal itu. 

Solusi bijak untuk keluar dari semua ini adalah kita bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi, tentu semangat nasionalisme sejati. Semangat nasionalisme yang tulus ikhlas dari dalam hati. Jangan pusingkan dulu soal maraknya korupsi, masalah moral bangsa, masalah kemiskinan, masalah pengangguran, ataupun pendidikan yang tak kunjung usai. Tidak usah iri dengan negara Jepang atau Singapura yang lebih maju dari negara kita. Jangan minder dulu dengan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang masih ketinggalan dari negara-negara lain. 

Marilah kita buka mata hati bangsa ini, ada yang jauh lebih penting dari semua itu. Lihatlah betapa indah dan menakjubkan hamparan alam Indonesia. Lihatlah harmonisasi kehidupan dalam masyarakat kita yang multikultural. Negara lain belum tentu mempunyai apa yang bangsa Indonesia miliki selama ini, walaupun diakui mungkin jauh lebih modern dari negara kita. Perlu kita sadari bersama, Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai Merauke dengan beragam suku, agama, ras, budaya dan segala keragamannya. Namun dengan semangat Bhineka Tunggal Ika bangsa ini tetap bisa berdiri kokoh hingga sekarang ini. Walaupun berbeda-beda kita tetaplah satu Indonesia. Kita harus bangkit buktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang unggul, mandiri dan berkarakter. 

Mari jadikan ini semua sebagai motivasi bangsa Indonesia untuk kembali kobarkan semangat nasionalisme dalam setiap jiwa bangsa Indonesia. Jangan fikirkan apa yang negara berikan untuk kita, namun renungkan karya atau prestasi apa yang telah kita persembahkan untuk Indonesia tercinta. Dengan semangat nasionalisme mari menyongsong kebangkitan NKRI yang berdaulat, maju, mandiri, dan berkarakter.