Sabtu, 05 Oktober 2013

Sudahkah Kita Mensyukuri Kekayaan Dari-Nya?

Banyak orang di dunia ini yang ingin cepat jadi orang kaya, hingga bahkan tidak sedikit yang berani menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Kekayaan seseorang (dalam konteks materi) selama ini memang masih dianggap sebagai salah satu penentu “kasta” atau prestis seseorang di lingkungan masyarakatnya. Diakui atau tidak, orang kaya pada umumnya akan lebih disegani atau dihargai ketimbang orang yang kurang mampu (secara materi), walaupun tidak selamanya demikian. Bahkan terkadang ada orang kaya yang sikap dan perilakunya (maaf) kurang terpuji namun justru disanjung serta dipuja-puja di masyarakatnya. 

Tidak heran bila di muka bumi ini banyak orang ingin cepat jadi orang kaya. Sah-sah saja memang, toh tidak ada kok yang melarang. Asalkan dalam mencapainya dengan cara-cara yang benar, sportif dan tidak merugikan pihak lain. Masalahnya ambisi “ingin cepat jadi orang kaya” tersebut kerap kali membutakan mata hati seseorang. Akhirnya cara-cara instan yang cenderung negatif pun nekat digunakan. Mulai dari korupsi, penipuan, kecurangan, aksi culas, perampasan, aksi kejahatan, hingga bahkan klenik (perdukunan). Hasilnya kekayaan yang tidak membawa keberkahan. 

Padahal sebenarnya ambisi “ingin cepat jadi orang kaya” itu bagus sekali, apabila diniatkan untuk hal-hal yang positif. Seperti agar bisa naikin Haji orang tua, agar bisa diriin panti asuhan untuk anak yatim, agar bisa lebih banyak berderma, dan seterusnya. Tentunya ambisi tersebut mesti dibarengi kerja cerdas (profesional), pantang menyerah serta doa. Dengan begitu kekayaan yang diraih nantinya akan membawa keberkahan di dunia dan akhirat kelak. Yang mesti kita sadari bersama, sesungguhnya kekayaan materi yang kita raih bukanlah karena kehebatan diri kita dalam berusaha atau kerja keras. Namun karena anugerah dari Tuhan Yang Maha Kaya. 

Nah ngomong-ngomong soal kaya, disadari atau tidak sebenarnya kita semua adalah orang kaya, bahkan kaya sejak lahir. Anda boleh percaya boleh tidak, namun ini fakta. Penasaran ingin membuktikan? Silahkan siapkan sebuah kalkulator lalu “On” kan. Setelah itu siapkan secarik kertas dan pulpen/pensil. Nah sekarang tuliskan panca indra yang Anda miliki pada secarik kertas tersebut. Lalu tuliskan organ-organ tubuh yang Anda miliki dari yang terkecil hingga yang terbesar serta sistem syaraf dan kinerjanya. Ambil kalkulator kemudian coba Anda taksir dan kalkulasikan berapa nilai dari semua itu seandainya dirupiahkan. Kalkulator Anda tidak mungkin mampu menghitung nominal nilai dari semua itu. Karena nilainya bukan lagi milyaran atau trilyunan, namun tidak ternilai harganya. Right? 

Nah itulah karunia Tuhan dalam diri kita setiap manusia sejak lahir yang merupakan kekayaan kita sesungguhnya. Termasuk di dalamnya ialah kecerdasan, insting/instuisi, semangat, daya imajinasi, dan seterusnya. Yap, sejatinya kita semua diciptakan oleh Tuhan sejak lahir sebagai orang kaya! Hanya saja karena terlalu fokus pada apa yang tidak/belum kita miliki, kerap kali kita meremehkan bahkan “melupakan” kekayaan sesungguhnya yang selama ini telah ada dalam diri kita masing-masing. Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk membayar sepeser pun nikmat dan karunia-Nya selama ini. 

Bersyukurlah kita masih bisa menikmati oksigen secara gratis saat tubuh sehat. Bahkan sehat pun adalah karunia Tuhan. Bersyukurlah kita masih bisa melihat indahnya dunia ini melalui sepasang mata yang merupakan pemberian cuma-cuma dari Tuhan. Bersyukurlah kita ketika diuji dengan kemiskinan, karena sesungguhnya kekayaan itu sudah ada dalam diri kita masing-masing. Bersyukurlah! Maka hati Anda akan tenang!  Hehe