Kamis, 24 Juni 2010

BERAWAL DARI SEBUAH MIMPI

Seperti halnya kisah sukses Bill Gates dengan microsoftnya, Zuckerberg, CEO dan pencetus facebook, juga juga diawali dari impian yang luar biasa. Bill Gates ketika membangun Microsoft waktu itu dari sebuah garasi. Dan dahsyatnya Bill Gates kala itu sudah mencanangkan impian yang luar biasa, yaitu pada suatu saat nanti siapapun di dunia ini yang menggunakan komputer personal, mereka tidak akan bisa lepas dari microsoft. Akhirnya apa yang terjadi ? Impian itu kini benar-benar nyata terwujud! Hampir semua pengguna komputer personal di dunia ini menggunakan produk microsoft, terutama microsoft windows.

Zuckerberg tidak kalah gila. Dari sebuah kamar di asrama mahasiswa Harvard, dia ingin menjadikan facebook menjadi standar komunikasi di planet ini, yang digunakan di mana-mana, dapat digunakan semudah menggunakan telepon, namun lebih interaktif dan multidimensi, sehingga sangat diperlukan oleh semua orang. Zuckerberg ingin ‘tidak ada manusia di planet ini yang bisa meninggalkan facebook!”. Mungkin jika sekarang tidak ada facebook kita pikir itu sebuah mimpi gila. Tapi mimpi besar itulah yang menempatkan seorang Zuckerberg sekarang sebagai anak muda yang konon terkaya di jagad ini.

Bahkan Forbess ditahun 2008 menobatkan Zuckerberg yang kelahiran tahun 1984 ini sebagai “[the] youngest billionaire on earth and possibly the youngest self-made billionaire ever,” dengan kekayaan sebesar $1.5 billion USD. Sedang Majalah Time menobatkan Zuckerberg sebagai salah satu The World’s Most Influential People of 2008. Memang ada yang mencoba menanyakan siapa yang lebih cerdas, Bill Gates atau Mark Zuckerberg. Sama-sama cerdaskah mereka? Atau sama-sama tidak cerdas? Nampaknya pertanyaan tersebut tak ada artinya sama sekali buat keduanya. Bahkan mereka tidak mempedulikannya. Keduanya baik Bill Gates ataupun Mark Zuckerberg memang sekolah di Harvard, yang konon sekolahnya orang-orang cerdas. Namun sama-sama tidak lulus alias dropout.

Bill Gates terpaksa dropout karena sibuk mengembangkan microsoft. Waktu itu om Bill Gates tidak mau kuliah, karena kuliah mengganggunya mewujudkan impian besarnya itu. Dibangunnya microsoft dari bisnis kelas garasi, sampai akhirnya sekarang menjadi kelas dunia. Mark Zuckerberg pun juga demikian. Dia lebih memilih fokus pada impiannya dari hal kecil, yaitu mulai dari membuat social network untuk anak-anak kampus. Dan kini kita semua tahu social network impian Mark Zuckerberg tersebut sekarang seperti telah menjadi world class, yaitu Facebook.

Keberhasilan Bill Gates maupun Mark Zuckerberg sama-sama menghadapi tudingan miring bahwa mereka mencuri ide temannya. Tapi itu tidak penting buat mereka, karena apapun kata orang, buktinya mereka bisa mentransformasi ide menjadi sesuatu. Mereka berhasil mentransformasi “think” menjadi “thing”. Dari sedikit tulisan ini memberi pelajaran kepada kita semua bahwa untuk menjadi besar kita harus berani bermimpi besar. Tapi bukan sekedar mimpi kosong belaka. Kita harus berani mewujudkannya, walau harus memulai dari langkah yang paling kecil. Kalau kita punya ide, jangan dibiarkan saja. Ide adalah bahan baku yang harus diolah menjadi barang jadi. Wujudkan apa yang ada dalam pemikiran kita. BERANI BERMIMPI! BERANI MEWUJUDKANNYA!

SINERGI MAHASISWA DAN POLISI

Pada akhir-akhir ini jika kita amati terkesan ada hubungan yang kurang baik antara Mahasiswa dan Polisi. Ini nampak pada setiap aksi atau demo mahasiswa di beberapa daerah yang masih sering kali terjadi perang otot antara Mahasiswa dan Polisi. Dalam hal ini Polisi menjalankan tugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban,di sisi lain para Mahasiswa berdemo menuntut keadilan. Sebenarnya dalam setiap terjadi bentrokan antara Mahasiswa dan Polisi tidak ada yang bisa kita salahkan maupun benarkan. Menurut penulis ini bukan lagi saatnya mencari mana yang salah dan mana yang benar. Untuk para Mahasiswa jangan lagi mudah terprovokasi. Dan untuk Polisi harus lebih sabar dalam membina dan mengamankan setiap aksi Mahasisiwa di daerah manapun itu.

Terlepas dari semua itu, menurut penulis sebenarnya ada peluang emas yang bisa Polisi lakukan terhadap para Mahasiswa. Seperti kerjasama bantuan sosialisasi anti Narkoba, kerjasama dalam penanggulangan Miras, kerjasama dalam penciptaan ketertiban bersama, dll. Untuk itu menurut penulis perlu mulai dari sekarang dirintis dan atau dihidupkan kembali kerjasama antara Mahasiswa dan Polisi dalam aspek-aspek tertentu. Jangan ada lagi bentrok maupun perang otot oleh Mahasiswa dengan oknum Polisi.


Penulis melihat di daerah kawasan kampus khususnya Yogyakarta saat ini masih seringkali terjadi aksi kriminalitas. Mulai dari penjambretan, perampokan, perkosaan, dan aksi premanisme lainnya. Aksi-aksi kriminalitas dan premanisme di kawasan kampus tentu akan sangat mengganggu kenyamanan dan ketenangan para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Ini tentu perlu menjadi perhatian serius oleh kita bersama, khususnya para anggota Polisi sebagai institusi penegak hukum di negara ini.


Penulis sering kali mendengar maraknya pencurian barang di daerah kampus. Mulai dari HP, Laptop, Uang, bahkan motor. Bahkan belum lama ini penulis menyaksikan langsung adanya pencurian helm di sebuah masjid di kawasan kampus kota Yogyakarta. Ini sangat memprihatinkan sekali, dan harus segera diambil langkah lebih lanjut dari lembaga Kepolisian di seluruh Indonesia. Penulis juga masih menjumpai di beberapa kawasan kos-kos-an di kota Yogyakarta yang marak dipakai untuk hal-hal yang menyimpang, seperti kumpul kebo, mabuk-mabukan, judi, dll. Dari pengamatan penulis selama ini memang masih banyak kos-kos-an di Yogyakarta khususnya yang tidak ditunggui oleh sang Empunya. Tentu ini menjadi peluang emas bagi para mahasiswa dan oknum yang tidak bermoral.

Para pemilik kos ada yang berdalih bahwa para mahasiswa sudah dewasa dan dapat dipercaya. Namun kenyataan yang terjadi sangat berbeda. Terbukti banyak kos-kos-an yang tidak ditunggui oleh pemiliknya, justru digunakan untuk hal-hal yang menyimpang seperti yang telah penulis sebutkan di atas.  Tentu kita tidak bisa langsung memvonis para oknum mahasiswa yang melakukan penyimpangan tersebut. Kita kembali lagi pada kata-kata yang sering diucapkan oleh Bang Napi "Kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. WASPADALAH!WASPADALAH!

Apa yang sering dikatakan oleh Bang Napi tersebut memang benar. Dalam hal ini maka pelaku kriminalitas di kawasan kampus terjadi tidak hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga ada kesempatan. Untuk itu yang perlu kita lakukan saat ini adalah menutup dan memblokir segala hal yang memberikan kesempatan terjadinya tindak kriminalitas itu. Khususnya di kawasan kampus, menurut penulis perlu adanya kerjasama dan sinergi antara pihak kampus, mahasiswa, dan Kepolisian dalam penciptaan kondisi kawasan kampus yang aman, tenang dan damai.