Kamis, 09 Agustus 2012

Jadikan Ospek Lebih Humanis

Selama ini Ospek merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap kampus pada awal tahun ajaran baru. Kegiatan Ospek bertujuan untuk mengorientasi dan memperkenalkan para mahasiswa baru terkait lingkungan kampus dan segala peraturan yang ada. 

Namun nyatanya kegiatan Ospek kini justru menjadi momok yang menakutkan bagi para mahasiswa baru. Hal ini dikarenakan banyak kegiatan Ospek yang menjurus pada perpeloncoan hingga bahkan tindakan kekerasan. Bagaimanapun kegiatan 

Ospek selama ini dirasa memang diperlukan. Sebab kegiatan itu sebagai pengenalan dan pembekalan bagi para mahasiswa baru dalam menyelami kehidupan kampus nantinya. Hanya saja memang masih perlu ada pembenahan pada praktik kegiatan Ospek di kampus-kampus. 

Kegiatan Ospek mestinya haruslah lebih humanis dan edukatif. Hindari aksi-aksi kekerasan maupun perpeloncoan. Karena di samping menimbulkan rasa dendam hal itu juga akan menyisakan luka dan trauma secara psikologis. 

Kegiatan Ospek yang humanis adalah kegiatan Ospek yang lebih ditekankan pada pembentukan karakter mahasiswa baru. Tentunya akan diwarnai dengan kegiatan-kegiatan yang edukatif dan menyenangkan. 

Termasuk di dalamnya adalah bagaimana membangkitkan rasa nasionalisme dan membentengi para mahasiswa baru dari ideology-ideology radikal.

Belajarlah dari Universitas Kehidupan, Tidak Ada yang Mustahil !

Pernahkah Anda mendengar atau menyaksikan langsung seorang tukang becak yang sukses menjadi penulis terkenal. Atau seorang lulusan SD yang memiliki koleksi mobil dengan nilai milyaran rupiah. Bagi sebagian diantara Anda mungkin sulit untuk mempercayainya, bahkan akan mengatakan itu mustahil. 

Tapi entah Anda percaya atau tidak itulah kenyataannya. Kini pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang bisa sukses dalam berkarir. Dan sebaliknya, dengan pendidikan yang rendah juga bukan berarti masa depan seseorang akan suram. Itulah kehidupan yang sesungguhnya. 

Bagi Anda yang mungkin memiliki keterbatasan dalam hal tertentu mulai dari sekarang harus lebih optimis. Sejarah mencatat banyak orang yang memiliki keterbatasan dalam hal tertentu namun justru dikenang sepanjang sejarah. Contohnya saja Thomas Alfa Edision yang pernah dikatakan anak aneh dan idiot. Nyatanya kini dunia mengakui kejeniusannya sebagai seorang tokoh ilmuwan yang hebat. 

Di Indonesia juga banyak orang-orang dengan keterbatasannya tetap mampu diakui dan bahkan dikagumi sebagai seorang artis. Mereka bukanlah sekedar orang-orang yang sukses. Mereka adalah orang-orang yang hebat. Untuk menjadi orang-orang yang sukses dan hebat seperti mereka tentu butuh proses dan tidak mudah. 

Sekedar pendidikan formal di sekolah biasa tidak akan mampu menjadikan seseorang sukses dan hebat. Bahkan tidak sedikit orang-orang sukses dan hebat yang hanya berpendidikan rendah. Mereka itu adalah orang-orang yang terus belajar dari Universitas Kehidupan ini. 

Tidak ada batasan untuk bisa belajar di Universitas Kehidupan. Semua orang bisa belajar di Universitas Kehidupan. Kampus yang diciptakan oleh Tuhan dengan ilmu yang tidak terbatas jumlah dan sumbernya. 

Di Universitas Kehidupan kita bisa belajar banyak hal tanpa batas. Materi pembelajaran kita sendiri yang menentukan. Bisa dengan model sharing atau berdiskusi bersama dalam sebuah komunitas maupun antar komunitas. Sumber pembelajarannya pun tidak terbatas hanya lewat buku, dosen/guru, maupun internet. 

Dalam Universitas Kehidupan kita bisa belajar melalui segala yang ada dalam kehidupan ini. Kita bisa belajar kepada matahari yang tanpa kenal lelah menyinari bumi. Kita bisa belajar kepada pepohonan yang selalu memberikan keteduhan dan kesejukan. Kita bisa belajar kepada tanah yang menumbuhkan berbagai tanaman hingga obat-obatan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup ini. 

Berbeda dengan pendidikan yang ada di sekolah maupun universitas selama ini. Yang mana cenderung kaku, formalitas, adanya pengekangan, dan sebagainya. Universitas Kehidupan memang tidak akan pernah memberikan para peserta didiknya ijazah. Sebab Universitas Kehidupan tidak menjustifikasi peserta didiknya dengan aneka penilaian ataupun ranking seperti di sekolah dan universitas formal. 

Universitas Kehidupan yang tidak terbatas itu adalah kehidupan di alam semesta beserta seluruh isinya itu. Pembelajaran di Universitas Kehidupan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dimanapun dan kapanpun kita bisa berdiskusi dengan alam ini. 

Hakikat Universitas Kehidupan yaitu pengamatan dan perenungan atau refleksi atas segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Melalui proses perenungan dan refleksi atas gejala-gejala ataupun fenomena yang ada di alam semesta ini, kita dituntun menuju kesadaran, pencerahan serta pengalaman. 

Sehingga kita akan mampu melakukan tindakan hebat yang berdasarkan kesadaran, pencerahan dan pengalaman pada diri kita. Ketika seseorang berhasil belajar di Universitas Kehidupan maka akan datang keajaiban demi keajaiban yang tak terduga dalam hidupnya. Keajaiban dari Tuhan yang akan membawa orang tersebut menjadi sukses dan hebat.

Wujudkan Kota Ramah Anak

Pada setiap tanggal 23 Juli selalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Tentu menjadi hari yang mestinya terasa istimewa bagi seluruh anak Indonesia. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Belum semua anak Indonesia bisa merasakan kemeriahan peringatan Hari Anak Nasional tersebut. 

Masih banyak anak Indonesia yang dieksploitasi dan menjadi korban kekerasan. Mulai dari eksploitasi tenaga, pikiran, hingga bahkan kekerasan secara seksual. Sungguh ironis dan sangat disayangkan sekali. Masyarakat dewasa yang semestinya melindungi dan menyayangi anak-anak, justru seringkali melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka. 

 Meruntut berbagai kasus yang terjadi selama ini, kekerasan terhadap anak justru cenderung dilakukan oleh orang dekatnya. Seperti orang tua, ayah atau ibu tiri, kerabat, dan bahkan terkadang oleh gurunya di sekolah. Ini menunjukkan betapa masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat atas hak-hak yang dimiliki seorang anak. 

Pada umumnya masyarakat belum memahami hak-hak setiap anak yang tertuang dalam Konvensi Hak Anak. Misalnya saja hak menyampaikan aspirasi, hak mendapatkan pendidikan yang layak, dan sebagainya. Faktanya di berbagai daerah di tanah air menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan hak-hak anak. 

Ini mengindikasikan belum optimalnya implementasi Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI No. 02 Tahun 2009 tentang kebijakan Kota Ramah Anak. Melalui kebijakan tersebut diharapkan mampu mempercepat implementasi Konvensi Hak Anak dalam proses pembangunan di tingkat kabupaten atau kota. 

Pada kenyataannya implementasi kebijakan Kota Ramah Anak masih jauh dari yang diharapkan. Buktinya proses pembangunan di beberapa kota masih terfokus pada bidang ekonomi, politik dan infrastruktur. Dalam pengambilan keputusan belum mempertimbangkan apa yang terbaik bagi anak. Suara dan aspirasi anak sering disepelekan dan bahkan seperti “dibungkam”. 

Untuk itu Pemerintah melalui Undang-Undang yang ada harus mampu bersikap tegas dalam melindungi hak-hak pada setiap anak. Selain itu perlu adanya komitmen dan kesadaran seluruh komponen bangsa ini untuk terus melindungi dan menyayangi anak-anak Indonesia. Saatnya stop kekerasan dan eksploitasi terhadap anak! Mari bersama wujudkan Kota Ramah Anak!