Senin, 15 November 2010

Perlu Adanya Perbaikan Sistem

Saat ini jika kita cermati pendidikan di Indonesia masih saja dihadapkan pada banyak permasalahan yang begitu rumit dan kompleks. Banyak kasus dan penyimpangan-penyimpangan yang semakin menggurita di tubuh pendidikan kita. Berbagai indicator pun menggambarkan betapa masih rendahnya mutu pendidikan kita di mata dunia. Di sisi lain terdapat seabrek permasalahan internal yang sampai sekarang ini belum juga terpecahkan.

Permasalahan-permasalahan tersebut terjadi hampir pada seluruh tataran pendidikan kita, baik pada tataran makro maupun mikro. Dan itu tersebar mulai dari masalah kurikulum dan guru sampai pada masalah desentralisasi serta otonomi pendidikan. Belum lagi soal rendahnya moralitas output pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, kastanisasi atau privatisasi pendidikan, dsb. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah pro-kontra UN yang belum juga menemukan titik temu.

Semua itu menunjukkan betapa carut-marutnya dunia pendidikan di Indonesia. Atau bahasa kasarnya dunia pendidikan yang “amburadul”. Jika diruntut tentu ada banyak factor yang menyebabkan carut-marutnya dunia pendidikan kita saat ini. Dengan kata lain tidak mungkin ada api tanpa ada asap. Menurut pandangan penulis amburadulnya pendidikan di Indonesia lebih disebabkan oleh kesalahan pada sistem pendidikan nasional kita. Dimana sekarang ini sisdiknas yang ada terbukti gagal menghasilkan output pendidikan yang berkualitas serta bermoral. Di samping itu sisdiknas kita saat ini belum mampu beradabtasi dengan tuntutan zaman. Dandi luar itu masih banyak keganjilan-keganjilan lain pada sisdiknas kita.

Maka dari itu solusi bijak dalam membenahi dunia pendidikan kita adalah dengan mereformasi pendidikan itu sendiri, terutama peninjauan kembali sistem pendidikan nasional kita. Sebab itulah akar persoalan dari ambudarulnya pendidikan kita. Ibaratnya sistem itu adalah jantung dari sebuah proses pendidikan. Jika jantungnya saja mengalami kelainan tentu proses yang terjadi menjadi tidak normal seperti semestinya. Jadi intinya perbaiki dahulu sistem pendidikan nasional kita. Idealnya sistem pendidikan nasional kita harus proaktif, fleksibel, demokratis serta berkeadilan.

Perang Melawan Nepotisme

Praktik nepotisme di Indonesia memang sudah ada sejak masa orde baru, dimana saat itu pejabat strategis didominasi oleh keluarga dan kolega-kolega penguasa. Hingga kini praktik-praktik nepotisme tersebut terus tumbuh subur bagaikan jamur di tubuh NKRI, dan semakin menggurita dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Bahkan kini praktik-praktik nepotisme tersebut tidak hanya dilakukan oleh kalangan pejabat, namun juga dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat kita secara berjamaah. Ini membuktikan bahwa tindakan nepotisme sudah mendarah daging atau membudaya pada masyarakat kita umumnya.

Praktik nepotisme memang tidak begitu nampak jelas seperti tindakan korupsi ataupun kolusi. Namun jika terus dibiarkan ini akan menjadi semacam bom waktu bagi bangsa Indonesia. Boleh dibilang bahwa nepotisme merupakan musuh dalam selimut di tubuh NKRI. Maka perang melawan segala praktik nepotisme di tanah air adalah sebuah keharusan yang amat mendesak kita lakukan bersama.

Perang melawan nepotisme memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun paling tidak harus ada komitmen bersama dalam wujud tindakan nyata untuk melawan segala bentuk praktik nepotisme. Dan itu semua bisa berhasil manakala diawali dengan niatan yang tulus dari masing-masing pribadi kita.

Perang Melawan Nepotisme

Praktik nepotisme di Indonesia memang sudah ada sejak masa orde baru, dimana saat itu pejabat strategis didominasi oleh Keluarga Cendana dan kolega-kolega militer Pak Soeharto. Hingga kini praktik-praktik nepotisme tersebut terus tumbuh subur bagaikan jamur di tubuh NKRI, dan semakin menggurita dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Bahkan kini praktik-praktik nepotisme tersebut tidak hanya dilakukan oleh kalangan pejabat, namun juga dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat kita secara berjamaah. Ini membuktikan bahwa tindakan nepotisme sudah mendarah daging atau membudaya pada masyarakat kita umumnya.

Praktik nepotisme memang tidak begitu nampak jelas seperti tindakan korupsi ataupun kolusi. Namun jika terus dibiarkan ini akan menjadi semacam bom waktu bagi bangsa Indonesia. Boleh dibilang bahwa nepotisme merupakan musuh dalam selimut di tubuh NKRI. Maka perang melawan segala praktik nepotisme di tanah air adalah sebuah keharusan yang amat mendesak kita lakukan bersama.

Perang melawan nepotisme memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun paling tidak harus ada komitmen bersama dalam wujud tindakan nyata untuk melawan segala bentuk praktik nepotisme. Dan itu semua bisa berhasil manakala diawali dengan niatan yang tulus dari masing-masing pribadi kita.