Dari data survey Kesehatan Reproduksi Remaja (15-19 tahun) oleh Badan Pusat Statistik (2009) tentang perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi menunjukkan fakta yang mencengangkan. Data tersebut menyebutkan bahwa dari 10.833 remaja laki-laki yang disurvei, 72 persen diantaranya mengaku sudah berpacaran. Dan dari 72 persen itu diperoleh data sbb:
• 92 persen saat berpacaran lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
• 82 persen mengaku telah berciuman
• 10,2 persen mengaku telah melakukan hubungan seks (seks di luar nikah)
• 62 persen mengaku telah melakukan petting
Sedang dari hasil survei terhadap 8.340 remaja putri diperoleh data sbb:
• 77 persen mengaku sudah berpacaran
• 92 persen mengaku lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
• 86 persen mengaku telah berciuman
• 6,3 persen mengaku telah melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya
• 63 persen mengaku telah melakukan petting
Akibat-akibat lain dari seks bebas di kalangan remaja ini pun perlu disosialisasikan kepada para remaja, antara lain; resiko terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga aborsi yang dapat menyebabkan cacat permanen atau berujung pada kematian. Belum lagi dampak psikologis yang seringkali lebih mengarah pada wanita korban pelecehan tersebut, seperti rasa malu, depresi berat, rasa tidak berharga, putus asa, dsb.
Lalu berikut beberapa alasan kenapa hal ini bisa terjadi :
- Tidak Kuasa untuk Menolak
Biasanya karena merasa takut diputus dan kehilangan pacarnya. Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab? Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta. Sebenarnya jika dilogika kalau benar-benar cinta, pasti akan saling menjaga
- Konsep “GAUL” yang Sesat
Saat ini para remaja banyak yang berasumsi bahwa dengan pernah melakukan hubungan seks, dianggap ‘Gaul’, berani, hebat, dsb. Ini tentu sebuah konsep menyesatkan yang perlu diluruskan kembali pada jalur koridor yang benar.
- Prostitusi sebagai Lahan Bisnis
Tidak bisa dipungkiri kini prostitusi semakin merebak dan berkembang menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan. Akhirnya para remaja pun banyak yang terjerumus ataupun menjadi korban perdagangan manusia atas bisnis maksiat tersebut. Di beberapa daerah, ternyata ada juga remaja yang kebanyakan perempuan, dimana mereka dijual oleh orangtua atau keluarganya sendiri kepada “Germo” dengan alasan ekonomi. Sungguh ironis memang!
- Korban Tayangan TV
Merebaknya seks bebas di kalangan remaja saat ini juga tidak lepas dari pengaruh kotak “setan” yang bernama Televisi. Akhir-akhir ini tayangan di televisi tanpa disadari seringkali mengumbar tontonan yang sensual. Ini tentu mendorong perilaku seks yang agresif pada para remaja. Contohnya saja kini sinetron-sinetron yang terkadang menampilkan adegan-adegan sensual dan gaya berpacaran yang kebablasan.
- Masuknya Budaya “POP”
Masuknya budaya pop Barat ke dalam budaya kita nampaknya kini justru semakin menggeser budaya kita sendiri. Kini para remaja dan generasi muda justru lebih bangga dengan segala embel-embel yang kebara-baratan. Gaya hidup remaja pun lebih sering berkiblat pada bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar